Nama : Masyandu R. Salila
Nim : 20112205031
Kelas : T31
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”JUDUL MAKALAH TRANSISTOR”. Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang
tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih,
dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.
Meskipun
penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Makassar 21, Desember, 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Transistor
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Transistor
2.2 Transistor
Sebagai Saklar
2.3 Fungsi
Transistor
2.4 Jenis
Jenis Transistor
2.5 Transistor
Sebagai Penguat
2.6 Cara
Kerja Transistor
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Transistor
Sejarah transistor pada awalnya di
temukan oleh William Shockley dan John Barden pada tahun 1948. Transistor awal
mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Pada saat ini ada dua jenis
tipe transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P –
N. Dalam rangkaian difital, transistor di gunakan sebagai saklar untuk
kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkaian sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memory dan komponen lainnya.
Kebanyakan ahli sejarah mengira bahwa
dunia elektronika dimulai ketika Thomas Alpha Edison menemukan bahwa filamen
panas memancarkan elektron (1883). Untuk merealisasi nilai komersial dari
penemuan Edision, Fleming mengembangkan dioda hampa (1904). Deforest
menambahkan elektroda ketiga untuk mendapatkan trioda hampa (1906). Sampai
1950, tabung hampa mendominasi elektronik; mereka digunakan dalam penyearah,
penguat, osilator, modulator, dan lain-lainnya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan
berkurangnya penggunaan tabung hampa dimasa sekarang ini. Hal ini dapat dilihat
dari perbedaannya yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan transistor
begitu pula dengan kelebihan dan kekurangannya.
Perbedaan
tabung hampa dengan transistor adalah sebagai berikut:
1.
Pada tabung hampa:
Tabung
hampa mempunyai fisik besar dan kurang praktis.
Tabung
hampa mempunyai tiga kaki yang terdiri dari Anoda, Katoda, dan Kasa kemudi. Tabung
hampa banyak terbuat dari kaca sehingga rangkaian di dalamnya tampak dengan
nyata. Tabung hampa tidak tahan terhadap goncangan. Memerlukan Tegangan atau
energi yang cukup besar.
2.
Pada transistor:
Bentuk
fisik kecil dan praktis.
Transistor
mempunyai tiga kaki yan terdirti dari: Basis, Kolektor, dan Emitor.
Rangkaian
dalam transistor tak kelihatan dari luar karena terbungkus plat atau mika.
Transistor
than terhadap goncangan.
Transistor
hanya membutuhkan tegangan atau energi listrik yang minimum, hanya kira-kira
beberapa volt saja.
Sejak
ditemukannya transistor maka terjadilah revolusi di dalam dunia elektronika,
karena transistor memiliki keuntungan yang lebih dibanding tabung hampa. Namun
pada dasarnya, antara tabung hampa dengan transistor hampir sama dengan tabung
elektroda atau tabung elektron. Persamaan ialah pada kakinya sebagai berikut:
Katoda
= Emitor
Anoda
= Kolektor
Kasa
kemudi = Basis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Transistor
Pengertian Transistor adalah komponen
elektronika terbuat dari alat semikonduktor yang banyak di pakai sebagai
penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan masih
banyak lagi fungsi lainnya. Pengertian Transistor pada alat semikonduktor
mempunyai 3 elektroda (triode), yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan
pemancar (emitor).
Pada
dasarnya transistor juga memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET) memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya. Tegangan yang memiliki satu terminal
contohnya adalah Emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus dan tegangan
yang lebih besar dari pada input basis.
Dalam
sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat
(amplifier). Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras
suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Jadi pengertian
transistor dapat di bilang sebagai pemindahan atau peralihan bahan setengah
penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.
Pengertian
transistor merupakan komponen yang sangat penting dan di perlukan untuk sebuah
rangkaian elektronika. Tegangan yang terdapat pada transistor merupakan
tegangan satu terminal, misalnya emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus
dan tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.
Cara
kerja transistor hampir mirip dengan cara kerja resistor, yang juga memiliki
tipe tipe dasar yang modern. Pada saat ini ada 2 tipe dasar transistor modern,
yaitu tipe Bipolar Junction Transistor (BJT) dan tipe Field Effect Transistor
(FET) yang memiliki cara kerja berbeda beda tergantung dari kedua jenis
tersebut.
2.2
Transistor Sebagai Saklar
Transistor Sebagai Saklar maksudnya
adalah penggunaan transistor pada salah satu kondisi yaitu saturasi dan cut
off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam keadaan
saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector
dan emiter, sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor
tersebut akan berlaku seperti saklar terbuka.
Pengertian
dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus
output pada colector sama dengan nol,
sedangkan tegangan pada colector maksimal atau sama dengan tegangan supply. Saturasi
adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus basis adalah maksimal,
arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan colector-emitor
adalah minimal.
Apabila
terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor
NPN, maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam
kondisi ON, sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi
transistor itu sendiri. Dengan cara mengatur bias sebuah transistor menjadi
jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan singkat antara kaki colector dan
emitor.
Terminal
basis akan dengan cepat mengontrol arus yang mengalir dari colector menuju
emitor. Arus yang di hasilkan dari
tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi menjadi saklar tertutup,
akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor. Pada saat
kondisi tegangan colector emitor mendekati 0 volt.
Sebaliknya
jika tegangan transistor sebagai saklar tidak di berikan arus tegangan, maka
transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor
terputus seolah sakalar menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak
akan mengalir dari colector menuju emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di
hasilkan akan maksimal.
Kalau
misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik
saturasi, maka transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh
dua titik ini sangat kecil, tetapi dalam keadaan aktif daya yang di serap
transistor akan lebih besar. Sebab pemakaian yang mana menggunakan arus lebih
besar harus di upayakan agar daerah yang di lewati aktif, sehingga transistor
tidak menjadi terlalu panas.
2.3
Fungsi Transistor
Fungsi Transistor dalam suatu rangkaian
elektronika, terutama dalam sebuah sirkuit atau jalan sebuah rangkaian. Secara
keseluruhan fungsi transistor hanya sebagai jangkar dalam suatu komponen.
Transistor merupakan komponen elektronika yang memiliki 3 kaki,di mana dari
masing masing kaki di beri nama dengan basis (B), colector (C) dan emitor (E).
Transistor
adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa di pakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung tegangan (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal dan sebagai fungsi lainnya. Transistor sendiri juga dapat kita
jadikan semacam kran listrik , di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET) dapat memungkinkan pengaliran arus listrik yang sangat
akurat dari sumber listriknya.
Fungsi
transistor juga dapat kita bedakan menjadi 2 bagian, yaitu transistor bagian PNP
dan transistor bagian NPN. Untuk dapat membedakan antara transistor PNP dan
transistor NPN dapat kita lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Contohnya
adalah transistor PNP yang anak panahnya mengarah ke dalam dan transistor NPN
arah panahnya mengarah ke luar.
Fungsi
transistor memang sangat penting dalam dunia elektronika modern. Khususnya
dalam rangkaian analog, di mana transistor di gunakan dalam amplifier atau
penguat. Di dalam rangkaian analog meliputi pengeras suara, sumber listrik
stabil dan juga penguat sinyal radio.
Sedangkan
dalam rangkaian digital, transistor banyak di gunakan sebagai saklar yang
memiliki kecepatan tinggi. Dari beberapa transistor juga dapat kita rangkai
sedemikian rupa sehingga sebuah transistor yang kita rangkai tadi berfungsi
sebagai logic gate, memory dan komponen komponen lainnya.
Cara
kerja transistor sangat berbeda dengan komponen penguat lainnya, seperti tabung
elektronik yang kemampuannya dapat berkembang secara berkala tergantung dari
bentuk fisik yang di miliki oleh transistor itu sendiri. Itu sebabnya
transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun
konsep rangkaian.
Sekarang
ini fungsi transistor banyak yang sudah terkontaminasi dan di satukan dari
beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompleks yang
dalam dunia elektronika biasa di sebut dengan Integrated Circuit (IC). IC
mempunyai cara kerja dan kemampuan yang lebih sederhana, tetapi mempunyai
bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat
2.4
Jenis Jenis Transistor
Jenis-Jenis
Transistor yang paling umum di bedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan. Jenis-Jenis Transistor ini sangat menentukan
sekali dalam pembuatan rangkaian elektronika. Terutama untuk pembuatan
rangkaian amplifier, rangkaian saklar, general purpose, rangkaian audio,
tegangan tinggi dan masih banyak lagi yang lainnya.
Transistor
Bipolar atau nama lainnya adalah transistor dwikutub adalah jenis transistor
paling umum di gunakan dalam dunia elektronik. Di dalam transistor ini terdapat
3 lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan inti, yaitu
lapisan P-N-P dan lapisan N-P-N. Transistor bipolar juga memiliki 3 kaki yang
masing masing di beri nama Basis (B), Kolektor (K) dan Emiter (E). Perbedaan
antara fungsi dan jenis-jenis transisor ini terlihat pada polaritas pemberian
tegangan bias dan arah arus listrik yang berlawanan.
Cara
kerja transistor bipolar dapat di lihat dari dua dioda yang terminal positif
dan negatif selalu berdempet, itu sebabnya pada saat ini terdapat 3 kaki
terminal. Perubahan arus listrik dari jumlah kecil dapat menimbulkan efek
perubahan arus listrik dalam jumlah besar khususnya pada terminal kolektor.
Prinsip kerja ini lah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat
elektronik.
Transistor
Efek Medan atau biasa di singkat FET adalah transistor yang juga memiliki 3
kaki terminal yang masing masing di beri nama Drain (D), Source (S) dan Gate
(G). Sistem kerja FET adalah dengan cara mengendalikan aliran elektron dari
terminal Source ke Drain melalui tegangan yang di berikan pada terminal Gate.
Pada
saat ini jenis-jenis transistor FET di bagi menjadi dua tipe, yaitu enhancement
mode dan depletion mode. Kedua mode ini menandakan polaritas tegangan gate di
bandingkan dengan source pada saat FET menghantarkan listrik. Sebagai contoh
dalam depletion mode, di sini gate adalah negatif di bandingkan dengan source,
sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Jika tegangan pada gate
di rubah menjadi positif, maka aliran arus kedua mode di antara source dan
drain akan meningkat.
2.5
Transistor Sebagai Penguat
Transistor Sebagai Penguat adalah salah
satu fungsi transistor selain transistor sebagai saklar. Pada saat ini
penggunaan transistor sebagai penguat sudah banyak di gunakan dalam sebuah
perangkat elektronik. Contohnya adalah Tone Control, Amplifier (Penguat Akhir),
Pre-Amp dan rangkaian elektronika lainnya. Penggunaan transistor ini memang
sudah menjadi keharusan dalam komponen elektronika.
Transistor
merupakan suatu komponen monokristal semi konduktor di mana dalam komponen
terdapat dua pertemuan antara P-N. Sehingga kita dapat membuat dua rangkaian
yaitu P-N-P dan N-P-N. Transistor merupakan suatu komponen yang dapat
memperbesar level sinyal keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal
masukan disini dapat berupa sinyal AC ataupun DC.
Prinsip
yang di gunakan dalam transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis
digunakan untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke Kolektor
melewati transistor tersebut. Dari sini dapat kita lihat bahwa fungsi dari
transistor hanya sebagai penguat ketik arus basis akan berubah. Perubahan arus
kecil pada basis mengontrol inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada
arus yang mengalir dari kolektor ke emitter. Kelebihan
dari transistor penguat tidak hanya dapat menguatkan sinyal, tapi transistor
ini juga bisa di gunakan sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat
daya. Berikut ini gambar yang biasa di gunakan dalam rangkaian transistor
khusunya sebagai penguat yang biasa di gunakan dalam rangkaian amplifier
sedehana.
Fungsi
transistor sebagai saklar dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan
daerah penyumbatan (cutt-off). Pada saat saturasi nilai resistansi penyambungan
kolektor emitter secara ideal sama dengan nol atau koklektor terhubung
langsung. Dan pada saat cut-off nilai resistansi penyambungan kolektor emitter
secara ideal sama dengan tak terhingga atau terminal kolektor dan emitter
terbuka.
Suatu
transistor sebagai penguat dapat bekerja secara optimal maka titik penguat dengan transistor harus di
tentukan dan juga harus sama dengan yang di tentukan oleh garis beban AC/DC.
Contohnya adalah memiliki titik kerja di daerah cut-off, titik kerja berada di
tengah-tengah garis beban dan penguat kelas AB merupakan gabungan antara kelas
A dan B yang bekerja secara bergantian dengan tipe transistor PNP dan NPN
2.6
Cara Kerja Transistor
Dari
banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor
bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik.
Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan
kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET
(juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik
utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong
arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan
kanal konduksi tersebut
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transistor adalah komponen aktif yang
menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah
transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan
daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor
memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara
kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang
saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan
emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian
emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis
dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan
dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial
barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi
potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
3.2
Saran
Saran
saya pada teman teman setelah membaca makalah ini yang berjudul Transistor,
Teman – teman dapat mempelajari Transistor yang di bahas dalam makalah ini,
Kemudian jika ada salah dalam penulisan, saya atas selaku penulis minta ma’f
sebesar besarnya.